Tags

Go-Jek Konflik Sosial Atau Tidak

Go-Jek Konflik Sosial Atau Tidak

Selamat siang teman-teman setelah tertidur lelap dengan mimpi saya menjadi tukang ojek online namun yang mengerikan saya dikroyok sama tukang ojek yang tidak online begitu mengerikan bukan mimpinya.

Siapa yang tidak mengenal GO-Jek, Fasilitas ojek online yang sangat fenomena tahun ini. Melihat beberapa berita di media televisi, media cetak, bahwa sering terjadinya pengeroyokan pada tukang ojek online yang dilakukan sesama tukang ojek namun tidak online.

Betulkan Go-Jek online ini pemicu konflik sosial dimasyarakat, tapi bagi kalangan mana. Kalangan pengguna ojek kah, atau kalangan sesama pengemudi ojek. Ini lah bahasan kita hari ini, memandang Fenomena Go-Jek dengan kaca mata keilmuan. Saya mengambil Fokus Bahasan pada ilmu Sosial, karena Go-Jek adalah transformasi budaya yang melibatkan masyarakat sebagai alasan Go-Jek hadir.

Fenomena Sosial

Fenomena adalah gejala-gejala yang terjadi dalam masyarakat yang sifatnya luar biasa. Fenomena-fenomena sosial merupakan bentuk-bentuk kenisbian dari tata pergaulan masyarakat yang majemuk seperti di Indonesia. Fenomena ini dapat berupa perubahan gaya hidup, tata cara pergaulan, perubahan sistem kemasyarakatan, maupun hal-hal yang dapat memicu terjadinya masalah-masalah sosial atau konflik sosial[1].

Fenomena Sosial adalah gejala yang terjadi dalam kehidupan masyarakat yang bisa saja akan menimbulkan konflik social. Fenomena social ini bisa berefek buruk bagi masyarakat awam yang memiliki kepentingan didalamnya, dan bisa berefek baik bagi masyarakat yang bisa memandang fenomena ini sebagai suatu hal baru yang berdaya guna.

Konflik Sosial

Soerjono Soekanto (1981:222) menyatakan bahwa pertentangan atau konflik adalah suatu proses sosial di mana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan atau kekerasan[2].

Konflik terjadi karena adanya tujuan yang berbeda, baik antara individu maupun kelompok sosial yang ada. Dengan demikian, konflik yang terjadi akan melibatkan dua orang atau lebih, individu dengan kelompok, dan antar kelompok yang berupaya mencapat tujuannya.  Konflik terpicu karena adanya ketidak selarasan pola pandang, pola pikir, dan kesenjangan social yang terjadi pada masyarakat.

GO-JEK

Go-Jek adalah perusahaan berjiwa sosial yang memimpin revolusi industry transportasi ojek. Go-Jek bermitra dengan pengendara Ojek berpengalaman di hampir seluruh Indonesia[3].

Manfaat Go-Jek adalah hemat, efisien, mudah, praktis, aman, sopan, nyaman, cepat, dan modus ini adalah kata mas Acmad pada tulisanya tentang Manfaat Aplikasi Ojek Online.

Kenapa dibilang hemat dengan uang Rp.10.000 saja kita bisa menggunakan fasilitas ojek baik dekat maupun jauh. Ini sebuah perubahan transformasi transportasi di Indonesia. Banyak yang terbantu, dengan adanya Go-Jek.

Ojek Dipangkalan

Ojek di Indonesia sudah ada pada tahun 1969-1970 di jawa tengah dan Jakarta. Walaupun eksis nya baru pada tahun 1980.  Dulunya semua orang pada senang menggunakan ojek karena murah, dan efisien seperti halnya go-jek sekarang. Namun perubahan keperluan kebutuhan, naiknya bbm, naiknya harga jual konsumsi membuat tarif ojek pangkalan pun naik. Biasanya jarak 10 km hanya 15rb sekarang bisa 30rb. Dari hasil wawancara yang saya lakukan banyak mengatakan ojek pangkalan itu banyak yang bauk badan. Padahal kita menawarkan jasa.

Pehitungan Konsumsi Bensin Dalam KM

Rumus : A=2000KM ; B-2200KM ; F=20 Liter
(B-A) / F = Hasil KM/Liter
(2200-2000)/20-10 KM/Liter[4]

jadi dengan menggunakan 1 liter bensin yang harga Rp.7.300 anda dapat menempuh jarak perjalan sejauh 20 KM.

Go-Jek Konflik Sosial Atau Tidak

Ringkasan dari cerita kita diatas adalah Go-Jek hanya dengan Rp.15.000 anda bisa bepergian sejauh 10km dengan vasilitas helm unyuk-unyuk dan pengaman hidung dari debu VS Ojek Pangkalan dengan jarak yang sama hanya fasilitas helm biasa dan mungkin kucel bentuknya tapi tarifnya antara Rp.25.000 – Rp.50.000.

Pada kenyataanya masyarakat Indonesia sangat menyenangi yang murah-murah contonya beli baju aja nawar, cari software aja bajakan atau free. Jika ada peluang yang lebih hemat dan terjangkau maka jangan salahkan pihak yang menawarkan jasa full dengan harga murah.
Terjadinya konflik ini akibat pihak Go-Jek menurunkan harga pasaran, atau membuat pelanggan Ojek Pangkalan menurun, tidak hanya ojek pangkalan pengguna jasa taksi, angkot, bus pun menurun. Untuk menaiki sebuah taksi, bus, atau angkot kita harus kejalan umum, namun untuk menggunakan jasa ojek cukup buka aplikasinya di hp dan anda dijemput dimana lokasi anda berada. Untuk jelasnya penggunaan gojek bisa lihat di blog mas Acmad.

Bisa dibilang salah bisa juga tidak. Kenapa dibilang salah karena Go-Jek telah menurunkan harga pasar dll. Dibilang benar karena Go-Jek merupakan Jasa transportasi yang sangat membantu masyarakat pada umumnya, lebih aman, efisien, dan sangat membantu.

Ini tinggal pandangan teman-teman saja memandang sesuatu dengan logika kah, atau emosional. Yang penting bangronny tidak memihak kepada siapun hanya mengkaji semua dengan kaca mata keilmuan. Namun bangronny adalah pengguna Go-Jek Setia heheeh

Sampurasun…………





[1] Drs. Taufiq Rohman Dhohiri, M.Si, Sosiologi “Suatu Kajian Kehidupan Masyarakat Untuk Sekolah Menengah Atas Kelas X” 2007, Jakarta, hlm 17
[2] Drs. Andreas Soeroso, M.S, Sosiologi 2 “SMA Kelas XI”, Penerbit Quadra, Jakarta, 2006, hlm 37
[3] http://www.go-jek.com/faq.php diunduh pada tanggal 28/11/2015 pada pukul 14:03 WIB

4 comments:

  1. bisa jadi konflik sosial kalau para suami dirumah jelek dan bokek mah...mendingan gojek, minimal punya motor kreditan

    ReplyDelete
  2. bisa juga jadi alasan terjadinya konflik sosial ya kang
    makasih udh berkunjung kang

    ReplyDelete
  3. Analisisnya keren bang? Tapi saya lebih melihat dari sudut pandang kreatifitas bahwa kehadirah GoJek adalah hasil dari kreasi dalam memadukan antara kecanggihan teknologi komunikasi dan transportasi... Lahirnya konflik sosial sendiri mungkin lebih di dorong karena ketidakmampuan orang2 untuk mengikuti arus perubahan itu sendiri

    ReplyDelete
    Replies
    1. mas Rudhi kren jg pandanganya mas
      betul mas skrng perubahan menuntut kita untuk memaksimalkan teknologi. dengan beberapa sentuhan dilayar smartphone kita bisa mengakses bahkan melakukan apapun.
      terjadinya konflik sosial karena adanya pihak yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.
      makasih mas Rudhi kunjungannya

      Delete

Yang Harus Dikomentari
---Dipersilahkan Mengoreksi Tulisan Yang Salah
Ini sebagai pembelajaran buat saya
---Menambahkan Apa Yang Kurang Dalam Pembahasan BangRonny
Ini akan membuat apa yang BangRonny berikan belum sempurna
---Mengakui Kalau BangRonny Ganteng heheheheh
Ini akan membuat BangRonny lebih PeDe.
-----Selebihnya Terserah Anda-------