Tags

Suku Dani Potong Jari Ketika Bersedih Wauuu!!!!!


Duduk berdiam diri, menangis adalah Ekspresi yang akan kita lakukan ketika kita merasa bersedih atau berduka. Lebih parahnya lagi jika kita ditinggalkan oleh orang-orang yang kita cintai untuk selamanya, mungkin kesedihan kita tiada ujungnya. Namun sahabat perlu tahu ada yang WAUUUU dengan Siku Dani di Papua, mereka mempunya tradisi yang cukup Wauu, Aneh, Unik, dan Amazing lah pokoknya.
Apabila ada salah satu anggora keluarga yang meninggal, tidah hanya dengan menangis, mereka juga memotong jarinya. 

Pemotongan jari ini melambangkan kepedihan dan sakitnya bila kehilangan anggota keluarga yang dicintai. Ungkapan yang begitu mendalam, bahkan harus kehilangan anggota tubuh. Bagi masyarakat pegunungan tengah, keluarga memiliki peranan yang sangat penting. Bagi masyarakat Balim Jayawijaya kebersamaan dalam sebuah keluarga memiliki nilai-nilai tersendiri.

Apa Tidak Ada Cara Lain Selain Potong Jari????
Bagi Suku Dani, jari bisa diartikan sebagai simbol kerukunan, kebersatuan, dan kekuatan dalam diri manusia maupun sebuah keluarga. Walaupun dalam penamaan jari yang ada di tangan manusia hanya menyebutkan satu perwakilan keluarga yaitu ibu jari. Akan tetapi jika dicermati perbedaan setiap bentuk dan panjang jari memiliki sebuah kesatuan dan kekuatan kebersamaan untuk meringankan semua beban pekerjaan manusia. Jari saling bekerjasama membangun sebuah kekuatan sehingga tangan kita bisa berfungsi dengan sempurna. 

Kehilangan salah satu ruasnya saja, bisa mengakibatkan tidak maksimalnya tangan kita bekerja. Jadi jika salah satu bagiannya menghilang, maka hilanglah komponen kebersamaan dan berkuranglah kekuatan.
Alasan lainya adalah “Wene opakima dapulik welaikarek mekehasik” atau pedoman dasar hidup bersama dalam satu keluarga, satu marga, satu honai (rumah), satu suku, satu leluhur, satu bahasa, satu sejarah/asal-muasal, dan sebagainya. Kebersamaan sangatlah penting bagi masyarakat pegunungan tengah Papua. 

Kesedihan mendalam dan luka hati orang yang ditinggal mati anggota keluarga, baru akan sembuh jika luka di jari sudah sembuh dan tidak terasa sakit lagi. Mungkin karena itulah masyarakat pegunungan Papua memotong jari saat ada keluarga yang meninggal dunia.

Tradisi Potong Jari di Papua sendiri dilakukan dengan berbagai banyak cara, mulai dari menggunakan benda tajam seperti pisau, kapak atau parang. Ada juga yang melakukannya dengan menggigit ruas jarinya hingga putus, mengikatnya dengan seutas tali sehingga aliran darahnya terhenti dan ruas jari menjadi mati, kemudian baru dilakukan pemotongan jari.

Selain tradisi pemotongan jari, di Papua juga ada tradisi yang dilakukan dalam upacara berkabung. Tradisi tersebut adalah tradisi mandi lumpur. Mandi lumpur dilakukan oleh anggota atau kelompok dalam jangka waktu tertentu. Mandi lumpur mempunyai arti bahwa setiap orang yang meninggal dunia telah kembali ke alam. Manusia berawal dari tanah dan kembali ke tanah.

Galeri Foto Suku Dani.




 Bagaimana Komentar Teman-Teman

9 comments:

  1. saya juga pernah denger soal tradisi itu, tapi menurut kabar yang saya dengar kayaknya tradisi itu sedikit demi sedikit sudah ditinggalkan, karna kemakan sama kemajuan zaman

    ReplyDelete
    Replies
    1. ini lah indonesia bray
      sayang sekali budaya yang begitu lama berada disekitar kita
      sedikit demi sedikit terkikis karena kemajuan zaman.
      Makasih atas kunjungannya Bro

      Delete
  2. Ya kalau ikut budaya seperti itu gan, tapi kalau menurut saya sendiri karena saya seorang muslim, motong jari seperti itu perbuatan yang menganiaya/zalim terhadap diri sendiri bro. Hanya sekedar komentar bro, keep blogging :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya gan itu betul
      tapi yang namanya budaya yang sudah ada dari leluhur dulu bagaimana lagi.......
      mksh atas kunjungannya Bang Dayat

      Delete
  3. ngeri juga ya sob..bisa dibayangkan kalo banyak keluarga yang meninggal bisa habis semua jari tangan :)

    makasih infonya sob

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahahahha
      ya jari tanngan habis trus kaki lagi yang dipenggal
      kalau aku disuku ini mas
      mikir-mikir kalau bikin anak banyak hehehe

      Delete
  4. Ngeri deh, nggak ikut2an..

    ReplyDelete
  5. berbudaya itu baik, asal esensi dari budaya itu sendiri baik.
    kalo budaya seperti diatas patut ditingalkan. kenapa? selain tindakan yang merugikan diri sediri, juga tindakan yang sangat tidak rasional

    ReplyDelete

Yang Harus Dikomentari
---Dipersilahkan Mengoreksi Tulisan Yang Salah
Ini sebagai pembelajaran buat saya
---Menambahkan Apa Yang Kurang Dalam Pembahasan BangRonny
Ini akan membuat apa yang BangRonny berikan belum sempurna
---Mengakui Kalau BangRonny Ganteng heheheheh
Ini akan membuat BangRonny lebih PeDe.
-----Selebihnya Terserah Anda-------